Nikon D800
Setelah ditunggu selama berbulan2 lamanya, akhirnya Nikon D800 diumumkan pada tanggal 7 Feb 2012. Awalnya pengumuman ini diharapkan terjadi di akhir tahun 2011, akan tetapi bencana yg terjadi di Jepang & Thailand membuat rencana tsb harus dimundurkan.
Dengan harga USD 3000 (CHF 3448 di Swiss), pengganti 12mp Nikon D700 ini merupakan upgrade yang cukup besar:
- 36mp (melebihi top kamera Nikon saat ini, 24mp D3X atau 18mp D4)
- Sistem metering & autofocus spt kamera pro Nikon yg terbaru, D4
- Full HD video
- 100% viewfinder (D700 hanya 95%)
- Umur shutter hingga 200 ribu (D700 150 ribu).
- Dua tempat penyimpanan, CF & SD (D700 hanya CF)
Hal2 lain yg cukup menarik untuk dicatat berdasarkan spesifikasi D800:
- Pilihan format foto:
- Standard, 3:2 (7360 x 4912, 36mp)
- 5:4 (6144 x 4912, 30mp)
- 1.2 crop (6144 x 4080, 25mp)
- 1.5 crop (4800 x 3200, 15 mp)
- Standard ISO: 100-6400, dgn tambahan ISO 50 dan 25600. D700: 200-6400, dgn tambahan 100 & 25600.
- Mode HDR
- Sekitar 95 gram lebih ringan daripada D700
- Ukuran file NEF terbesar skt 74.4MB, JPG skt 16.3MB. Ukuran file untuk D700: NEF 24.7MB dan JPG 5.7MB.
- Frame rate: full frame atau 5:4: max 4fps, sedangkan crop mode (1.2 atau DX): max 5fps. Dengan menggunakan battery grip, dalam DX mode bisa sampai 6fps
- Auto ISO bisa diset untuk memilih kecepatan berdasarkan focal length yg digunakan (1/200s jika menggunakan lensa 70-200mm sedang di zoom ke 200mm, 1/100s jika di zoom ke 100mm). Juga untuk mengaktifkan atau mematikan Auto ISO sekarang bisa dilakukan tanpa melalui menu (menggunakan tombol ISO dan sub-command).
- Pilihan menggunakan Bahasa Indonesia !!!
- Produk kembaran 4seohunt.com/www/www.herfina.com D800E: D800 tanpa menggunakan filter AA. Hasil foto akan lebih tajam akan tetapi akan ada efek moire jika memotret subyek yg banyak motif berulangnya (kain atau arsitektur). Harganya lebih mahal skt USD 300.
Keputusan Nikon untuk menggunakan 36mp ini ditanggapi oleh para fotografer secara beragam, ada yg pro & ada juga yg kontra. Alasan yang kontra pada umumnya adalah dikarenakan kemampuan High ISO nya yg dikhawatirkan tidak akan meningkat dibandingkan D700 dan juga keperluan tempat penyimpanan (hard disk) dan komputer untuk pengolahan foto yang akan meningkat.
Menanggapi alasan2 yg kontra tsb, Thom Hogan dalam websitenya (http://bythom.com/d800intro.htm) menulis: jika foto D800 dikecilkan (downsample) ke 12mp (spt D700), secara teoritis hasilnya akan lebih baik. Hal ini telah dia buktikan dgn membandingkan hasil crop mode D700 (5.4mp) dgn downsample dari D7000 (dari 18mp ke 5.4mp), dalam ISO 1600 hasil downsample D7000 lebih baik daripada D700. Walaupun memang jika melihat hasil foto dalam pembesaran 100% akan terlihat noisenya.
Sedangkan mengenai masalah penyimpanan & komputer, suatu saat kedepan kita akan perlu meng-upgrade komputer kita. Jika kita mau mengikuti perkembangan kamera digital, kenapa kita tidak mau mengikuti perkembangan alat2 pendukungnya? Masuk akal bukan 😀 ?
Salah satu keuntungan dengan foto berukuran 36mp ini kita akan mampu melakukan crop yg cukup banyak tapi akan tetap menyisakan hasil akhir yg cukup besar. Namun menurut salah satu tester D800, Rob Van Petten (http://weblog.robvanpetten.com/archive/nikon-d800), diperlukan penanganan khusus dalam pemakaian D800 ini. Dengan ukuran foto yg sangat besar tersebut, kamera D800 ini lebih sensitif terhadap getaran/vibration dibandingkan dgn kamera lain yg lebih kecil outputnya, dibutuhkan pemakaian kecepatan yg lebih tinggi atau tripod.
Berdasarkan aturan umum, kecepatan minimum yg diperlukan adalah satu per focal length yg digunakan. Sebagai contoh: menggunakan lensa 200mm, kecepatan minimum biasanya adalah 1/200s, maka menggunakan D800 ini akan diperlukan kecepatan lebih tinggi lagi, 1/250s atau 1/320s. Jadi dibutuhkan disiplin yg lebih tinggi untuk dapat memaksimalkan kualitas foto yg dihasilkan. Jangan sembarangan asal jepret lagi 😀.